PENDAHULUAN
A. PENGUCAPAN KATA DALAM AKSARA JAWA
Bunyi suku kata aksara jawa yang tertulis A pada umumnya berbunyi O.
Akan tetapi tidak semua suku kata maupun kata yang ditulis ”A” berbunyi
”O”, ada juga yang masih tetap dibaca ”A” seperti membaca dalam bahasa
Indonesia.
Bunyi ”O” pada
pengucapan aksara jawa kebanyakan terjadi pada :
- Dua suku kata yang sama-sama berbunyi ”A”, Contoh :
No.
|
Penulisan Latin
|
Bunyi / Pengucapan
|
Bahasa Indonesia
|
1.
|
Rama
|
Romo
|
Bapak
|
2.
|
Bala
|
Bolo
|
Teman
|
3.
|
Wana
|
Wono
|
Hutan
|
- Dua suku kata yang terakhir berbunyi ”A”. Contoh :
No.
|
Penulisan Latin
|
Bunyi / Pengucapan
|
Bahasa Indonesia
|
1.
|
Bena
|
Beno
|
Banjir
|
2.
|
Kiwa
|
Kiwo
|
Kiri
|
3.
|
Pira
|
Piro
|
Berapa
|
- Suku kata terakhir dan suku kata kedua dari belakang yang terdapat pada kata yang yang mempunyai 3 suku kata atau lebih. Contoh :
No.
|
Penulisan Latin
|
Bunyi / Pengucapan
|
Bahasa Indonesia
|
1.
|
Jumantara
|
Jumantoro
|
Langit
|
2.
|
Karana
|
Karono
|
Karena
|
3.
|
Janaka
|
Janoko
|
Janaka
|
B.
PENULISAN PENGUCAPAN AKSARA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA.
Bentuk pengucapan di atas adalah sebagian contoh
pengucapan huruf ”A” yang dibaca ”O”. Akan tetapi tidak semua kata yang seperti
contoh di atas harus dibaca seperti itu.
Karena perkembangan zaman dan banyaknya kata serapan dari
bahasa indonesia yang digunakan dalam bahasa sehari-hari maka aturan di atas
tidak berlaku mutlak. Hanya berlaku untuk kata-kata dan pengucapan dalam bahasa
jawa asli.
Begitu juga dalam penulisan aksara jawa pada kata-kata
yang berasal dari bahasa Indonesia maka pengucapan aksara jawa yang berasal
dari bahasa Indonesia harus diucapkan dalam ucapan bahasa Indonesia, Contoh:
No.
|
Bahasa Indonesia
|
Bunyi / Pengucapan
|
Tidak Boleh dibaca
|
1.
|
Bahasa
|
Bahasa (tetap)
|
Bahoso
|
2.
|
Pramuka
|
Pramuka (tetap)
|
Pramuko
|
3.
|
Dirgantara
|
Dirgantara (tetap)
|
Dirgantoro
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar